Jumat, 28 Maret 2014

Agar Doa Kita Terkabulkan

Ada suatu amalan yang selalu menyatu dan bersenyawa dengan semua aktifitas peribadatan seseorang setelah ia berlaku ikhlash dan mengikuti petunjuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.
Amalan ini merupakan ruh setiap ibadah yang tanpanya maka ibadah itu akan terasa kosong, hampa dan tidak bermakna. Namun banyak orang yang menganggap remeh amalan yang satu ini padahal Allah Ta'ala dan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wasallam telah banyak menyebutkan akan keutamaan dan fadhilahnya dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih. Amalan yang sering dianggap ringan dan sepele ini adalah berdoa.

Allah Ta'ala berfirman:


وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

"Dan jika ada hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, ketahuilah sesungguhnya Aku dekat. Aku akan membalas seruan orang yang menyeru jika ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memohon kepada­Ku ddan beriman kepada-Ku, mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk. (QS. A1 Baqarah ayat 186)

Dekat yang dimaksud di sini bukan Dzat-Nya, tetapi adalah ilmu Allah /pengawasan-Nya, Dzat Allah Ta'ala tetap berada di langit / di atas Arsy.

Dalam ayat lain Allah Ta'ala berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

"Dan Rabb kalian berkata: berdo'alah kepada-Ku niscaya akan Aku ijabahi. Sesungguhnya orang-orang yang sombong dari beribadah kepada-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (A1 Mu'min : 60)

Disini dikatakan yastakbiruuna `an ibadati (orang-orang yang sombong dari beribadah kepada-Ku) yang maksudnya adalah `an du'a-ie (dari berdo'a kepada-Ku), karena maksud dari ibadah dalam ayat ini adalah do'a. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

 'Do'a itu adalah Ibadah." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syeikh Albani)

Setiap kita pasti pernah berdoa, bahkan mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang selalu melazimi doa sebagai sebuah amalan asasi yang kita lakukan sehari-hari. Namun ada kalanya telah sekian waktu atau sekian kali kita berdoa, tapi sesuatu yang kita panjatkan tersebut tidak kunjung dikabulkan juga oleh Allah Ta'ala. Dalam hal ini kita harus introspeksi diri karena berarti ada hal-hal yang belum kita penuhi yang menjadikan doa kita belum dikabulkan Allah.

Oleh karenanya agar doa kita dikabulkan oleh Allah Ta'ala, menurut Syeikh Saad bin Wahaf Al-Qahthani hendaknya kita memperhatikan hal­-hal berikut:

Pertama : Ikhlas
Maksudnya doa yang kita panjatkan harus bersih dari kesyirikan ataupun lainnya yang bisa menodainya, seperti sum'ah dan riya. Kalau do'a kita mengandung riya berarti belum ikhlas. Apalagi doa yang mengandung kesyirikan, misalnya berdo'a memohon kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam ataupun kepada makhluk yang lain. Misalnya, "Ya Rasulullah berilah aku rezeki yang banyak." Maka do'a yang seperti ini tertolak, karena tidak ikhlas ditujukan kepada Allah I semata. Sebagaimana firman Allah Ta'ala :

فَلاَ تَدْعُوا مَعَ اللهِ أَحَدًا

"Janganlah kamu menyeru seorangpun disamping (menyeru) Allah." (QS. AI Jin ayat 18)

وَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

"Berdo'alah kamu kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya" (QS. Al A'raf ayat 29)

Di dalam hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ

"Jika engkau berdo'a, maka berdo'alah kepada Allah. Jika engkau meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada Allah" (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

Kedua : A1 Mutaba'ah
Maksudnya, do'a yang dilakukan oleh seseorang hendaknya mengikuti contoh yang telah dituntunkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam Sebagaimana  firman Allah Ta'ala:

وَمَن يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى اللهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى

"Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah sedang ia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia itelah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. "    (QS. Lukman : 22)

Di dalam tafsirnya, yang dimaksud dengan "menyerahkan dirinya kepada Allah" adalah ikhlas. Adapun maksud dari "sedanq ia orang yang berbuat kebaikan" mengikuti tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam . Hal ini disebutkan oleh Imam Ibnul Qoyyim A1 Jauziyah Rahimahullah di dalam kitab Madarijus Salikin Juz II halaman 90.
Maka dalam berdo'a maupun berdzikir hendaklah kita mengikuti tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam , tidak perlu kita membuat dzikir-dzikir yang baru yang tidak pernah Rasulullah contohkan. Karena dzikir dan do'a termasuk bagian dari ibadah.

Ketiga : Percaya penuh kepada Allah dan yakin bahwa Allah akan mengabulkan.
Rasulullah r bersabda :

"Berdo'alah kalian kepada Allah dengan percaya penuh bahwasanya Allah akan mengabulkan do'a kalian." (HR. Tirmidzi).

Jadi seseorang yang berdo'a hendaklah ia meyakini sepenuhnya bahwasanya Allah Ta'ala akan mengabulkan do'anya. Termasuk misalnya bila kita sakit, hal ini ada juga syariatnya berdo'a kepada Allah Ta'ala supaya sakitnya sembuh. Tetapi kita hendaknya benar-benar yakin bahwa Allah  akan menyembuhkan, bukan hanya sekedar coba-coba saja. Meskipun hal ini termasuk di luar nalar kita, karena Allah  telah berfirman yang artinya:

"Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya "Jadilah!" Maka terjadilah ia. " (Q.S.Yasin ayat 82)

Karena di dunia ini tidak ada sesuatu yang sulit dan mustahil bagi Allah, sehingga membalik bumipun adalah sesuatu yang ringan dan mudah bagi Allah  sekiranya Dia menghendakinya.

Keempat : Menghadirkan hati dan khusyu'.
Maksudnya, seseorang yang berdo'a memohon kepada Allah hendaknya berkosentrasi penuh disertai rasa khusyu', tidak setengah-setengah serta berharap kepada Allah . Disaat berdo'a meminta kepada Allah fikirannya tidak melayang-layang, tetapi berkosentrasi penuh kepada apa yang sedang ia minta di dalam do'anya. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ

"Dan ketahuilah bahwasannya Allah tidak akan mengabulkan suatu do'a yang bersumber dari hati yang lalai dan bermain-main." (HR. Tirmidzi)

Jadi kalau kita berdo'a tetapi tidak konsentrasi dan tidak sadar dengan apa yang kita baca, maka Allah  tidak akan mengabulkannya.

Kelima : Berazam, memastikan (tidak ragu-ragu) serta bersungguh­sungguh dalam berdoa.
Maksudnya ia harus tegas dalam do'anya, tidak ragu-ragu dan harus mempunyai tekad yang bulat. Oleh karenanya Rasulullah r melarang mengucapkan Insya Allah dalam berdo'a memohon kepada Allah :

إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلْيَعْزِمِ الْمَسْأَلَةَ وَلَا يَقُولَنَّ اللَّهُمَّ إِنْ شِئْتَ فَأَعْطِنِي فَإِنَّهُ لَا مُسْتَكْرِهَ لَهُ

"Jika salah seorang diantara kalian berdo'a maka hendaklah ia tegas dalam do'anya clan janganlah berkata Ya Allah jika Engkau berkehendak maka berilah aku, karena sesungguhnya Allah tidak ada yang bisa memaksa." (HR. Bukhori No 6338 dan Muslim)

Dalam hadits lain disebutkan:

لَا يَقُولَنَّ أَحَدُكُمُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي إِنْ شِئْتَ لِيَعْزِمِ الْمَسْأَلَةَ

"Jangan sekali-kali salah seorang diantara kalian berdo'a mengatakan Ya Allah ampunilah aku sekiranya Engkau rnenghendaki, Ya Allah, karuniakanlah rahmat kepadaku jika Engkau menghendaki, tetapi tegaskanlah dalam berdo'a. " (HR. Bukhori No 6339 dan Muslim)

Inilah lima hal yang harus diperhatikan oleh setiap orang beriman yang akan berdoa. Jadi kalau kita sudah sekian lama berdo'a tetapi belum juga dikabulkan oleh Allah Ta'ala mungkin penyebabnya adalah kita belum memenuhi kelima hal di atas atau salah satunya. Untuk itu berusahalah kita memenuhinya dan janganlah berburuk sangka kepada Allah sekiranya doa kita masih belum dikabulkan, karena sekali kali Allah tidak akan mengingkari janji­-Nya, sebagaimana yang tertera dalam firman-Nya: (artinya)
"Berdoalah kalian kepada-Ku niscaya Aku akan mengijabahi doa kalian. " (Al-Mukmin : 60)
Wallahu a'lam bish-showab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar