Rabu, 02 April 2014

Surat AI-Fatihah dibaca dengan Bersambung

Tanya:
Bolehkah surat AI-Fatihah dibaca dengan bersambung? (Mulyanto)

Jawab :
Dalam membaca Al Fatihah disunnahkan berhenti pada setiap ayat, tidak disambung dengan ayat berikutnya.
Demikian yang dilakukan oleh Rasulullah shallalahu 'alaihi wasalam sebagaimana disebutkan dalam riwayat:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّهَا ذَكَرَتْ أَوْ كَلِمَةً غَيْرَهَا قِرَاءَةَ رَسُولِ اللَّهِ بِسْم اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ( الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ مَلِكِ يَوْمِ الدِّينِ ) يُقَطِّعُ قِرَاءَتَهُ آيَةً آيَةً

"Dari Abdullah bin Abu Mulaikah dari Ummu Salamah bahwasanya beliau menyebutkan (atau menggunakan kalimat yang lain) bacaan Rasulullah shallalahu 'alaihi wasalam : Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirabbil aalamin, Arrahmanirrahim, Maliki yaumiddin, beliau shallalahu 'alaihi wasalam berhenti pada setiap ayat. " (HR. Abu Daud No 4001)

عَنْ قَتَادَةَ قَالَ سَأَلْتُ أَنَسًا كَيْفَ كَانَتْ قِرَاءَةُ رَسُولِ اللَّهِ قَالَ كَانَ يَمُدُّ صَوْتَهُ مَدًّا

"Dari Qatadah ia berkata: “Aku bertanya kepada Anas bagaimana bacaan Rasulullah shallalahu 'alaihi wasalam ?" Beliau menjawab: “Beliau shallalahu 'alaihi wasalam memanjangkan suaranya." (HR. Nasa'i No 1014)

Namun jika ada seseorang yang menyambung bacaannya dengan ayat berikutnya, selama hal itu dilakukan sesuai dengan kaidah ilmu tajwid dalam membaca al Qur'an, maka hal itu tidak mengapa. Akan tetapi kalau ia membacanya dengan cepat seperti membaca Al Fatihah dengan sekali nafas dan menyelisihi kaidah-kaidah bacaan yang benar, maka hal ini akan menghilangkan kekhusyuan dan menafikan tadabbur ayat yang kita baca, disamping dapat merubah makna dari ayat yang dibaca, maka semestinya hal-hal seperti ini dihindari agar sholat yang kita lakukan dapat menimbulkan kekhusyuan dan ketenangan dalam jiwa kita. Wallahu Ta'ala a'lam bish showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar